Teknologi Pembenihan Ikan Nila
Tahap pembenihan Ikan Nila meliputi :
Kegiatan Pemeliharaan Induk, Pemijahan, Pemeliharaan Larva hingga mencapai ukuran benih. Segmentasi usaha pembenihan Ikan Nila meliputi : Pendederan I, Pendederan II dan Pendederan III, pembenihan dapat dilakukan di kolam yang dasar dan pematangnya terbuat dari tanah. Kegiatan Pendederan meliputi pemeliharaan benih yang berukuran 1-2 cm dan berasal dari kegiatan pembenihan hingga mencapai ukuran 3-5 cm.
1. Pemilihan Lokasi
Pemilihan Lokasi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam budidaya ikan. Beberapa persyaratan lokasi yang baik untuk budi daya ikan nila antara lain :
- Lokasi untuk unit usaha pembenihan ikan nila harus berada didaerah yang terbebas banjir, pengikisan daerah pantai serta terhindar dari cemaran industri, pertanian, pertambangan, dan permukiman. Pembenihan ikan Nila sebaiknnya terletak dekat dengan kawasan budidaya untuk menghindari resiko terjadinnya infeksi penyakit pada induk dan benih.
- Jenis tanah lempung liat berpasir (Sandy Clay Loam) dengan perbandingan 3 : 2 dan ketinggian lahan 0 – 1.000 meter diatas permukaan laut.
- Sumber air yang digunakan untuk proses produksi benih ikan nila harus tersedia sepanjang tahun serta bebas cemaran mikroorganisme phatogen, bahan organik dan bahan kimia. Bagi unit pembenihan ikan nila yang memperoleh air dari sumber air yang keruh maka unit pembenihan tersebut harus memiliki sarana filtrasi/pengendapan air.
- Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun dari limbah pabrik.
- Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran akan menghambat pertumbuhan ikan , lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya akan plankton dapat berwarna hijau kekuningan atau hijau kecoklatan karena banyak mengandung diatomae, sedangkan plankton alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Tingkat kecerahan air karena plakton harus dikendalikan yang dapat diukur dengan alat yang disebut piring secchi (Secchi disc) untuk kolam dan tambak angka kecerahan yang baik antara 20- 35 cm.
- Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik.
- Nilai keasaman air (pH) media hidup ikan nila berkisar antara 6.5-8.5, sedangkan keasaman air optimal antara 7-8.
- Suhu air optimal berkisar antara 25-30 cm.
2. Prasarana dan Sarana
Rangkaian kegiatan pembenihan ikan nila meliputi :
Pengelolaan Induk, Pemeliharaan larva dan Pendederan. Rangkaian kegiatan pembenihan tersebut tidak terlepas dari dukungan ketersediaan prasarana dan sarana yang memadai serta menunjang kelancaran proses produksi. Sarana yang diperlukan dalam proses produksi ikan nila disesuaikan dengan skala usaha yang direncanakan. Pada unit pembenihan ikan nila dibutuhkan sarana utama meliputi : Kolam Calon Indukan Ikan Nila, Kolam Indukan guna pematangan gonad. Kolam pemijahan Ikan Nila, Kolam pendederan ikan nila. Selain sarana utama diperlukan juga sarana pendukung lainnya seperti : Pompa air, sistem filtrasi dan peralatan kerja lainnya yang sangat menunjang kelancaran proses produksi seperti : Happa, waring ( untuk menamping sementara induk dan benih ) seser, ember, baskom, timbangan, literan, ayakan, cangkul dll. Untuk pemantauan kualitas air, peralatan yang diperlukan sekurang-kurangnya Thermometer, pH meter dan piring secchi (Secchi Disc)
3. Pengelolaan Induk Ikan Nila
Kegiatan pembenihan ikan nila dimulai dengan pemilihan induk, pematangan gonad dan pemijahan.
- Pemilihan Induk Ikan Nila
Induk Ikan Nila Unggulan di cirikan dengan kelengkapan organ tubuh yang sempurna tanpa adanya cacat, sirip-sirip tubuhnya utuh dan lengkap, kriteria induk yang dipilih berdasarkan berikut ini : secara jelas ciri-ciri induk betina ikan nila matang telur adalah pada bagian perutnya membesar agak lembek dan lubang saluran telur terlihat merah membengkak , sedangkan induk jantan ikan nila yang matang gonad biasanya memperlihatkan warna hitam kelam, bagian dagu putih, alat kelamin meruncing dengan warna putih bersih dan ujung sirip ekor serta sirip punggung berwarna merah cerah.
- Pemeliharaan Induk Ikan Nila
Untuk mendapatkan induk-induk yang berkualitas baik dan mempunyai pertumbuhan tinggi, pemeliharaan induk sebaiknya dilakukan secara terpisah antara induk ikan nila betina dan induk ikan nila jantan, hal ini bertujuan untuk meningkatkan keseragaman tingkat kematangan gonad induk. Kolam pemeliharaan induk berfungsi sebagai media penampungan induk sebelum dan setelah dilakukan pemijahan. Kolam pemeliharaan dapat berupa bak atau kolam tanah yang luasnya antara 50-100 m dengan padat tebar induk sebanyak 2-4 ekor/m, kondisi kolam pemeliharaan induk yang dipersyaratkan yaitu suhu air berkisar antara 25-30 c kedalaman antara 60-80 cm.
Kolam pemeliharaan sebelum digunakan sebaiknya dilakukan pengeringan terlebuh dahulu selama minimal satu hari setelah itu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan penyakit. Jumlah kapur yang digunakan sebanyak 20-30 gram per-meter persegi.
Faktor penting dalam pemeliharaan induk ikan nila adalah pemberian pakan yang optomal, pakan yang diberikan untuk induk ikan nila berupa pelet berkadar protein 30-35%, jumlah pakan yang diberikan sebanyak 2-3% dari bobot biomass perhari pakan diberikan 3kali sehari pagi, siang dan sore hari. Lama pemeliharaan induk umunya berlangsung selama 2-4 minggu setelah itu induk dapat dipijahkan dalam kolam pemijahan.
- Pemijahan ikan nila
Sesuai dengan sifat biologisnya , ikan nila termasuk ikan yang mudah memijah. Dalam proses pemijahannya tidak diperlukan manipulasi lingkungan secara khusus. Kualitas air untuk pemijahan yaitu suhu 25-30 C pH antara 6,5-8,5 kandungan oksigen terlarut minimal 5 mg/L ketinggian air kolam 70-100 cm dan kecerahan air >30 cm. Pada prinsipnya persyaratan kedalaman kolam pemijahan ikan nila berkisar 60-80 cm . Pada pemijahan dikolam tanah dasar kolam sebaiknya agak berpasair untuk memudahkan induk jantan dalam pembuatan lubang atau cekungan di dasar kolam, lubang sarang tersebut akan di jaga terus oleh induk jantan, induk ikan nila betina yang telah matang telur kemudian segera memijah di cekungan atau lubang tersebut dan telurnya segera dibuahi oleh induk jantan.
Sesudah pembuahan selesai induk ikan betina akan mengumpulkan telur-telur tersebut kedalam mulutnya untuk dierami, telur akan menetas 3-5 hari. Setelah menetas larva diasuh oleh induk betina, untuk pemijahan induk ikan nila dapat dilakukan di kolam tanah bak beton atau hapa yang di tambatkan di kolam tanah, persiapan kolam tanah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Luas kolam tanah antara 400-500 m dengan kedalaman air 60-80 cm
- Meratakan tanah dasar kolam dan pemupukan dengan pupuk kandang dengan dosis 250-500 gram/m
- Induk Nila Jantan dan Induk Nila Betina yang matang gonad dan matang telur dimasukan bersama-sama dengan padat tebar 1-2 ekor/m dan perbandingan antara nila jantan dan nila betina yaitu 1 : 3.
Sedangkan untuk pemijahan di bak beton/happa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Luas bak beton /happa berukuran antara 24-48 m dan kedalaman air antara 60-80 cm.