Dissolved Oxygen (DO) – Faktor Penting dalam Budidaya Ikan Air Tawar
Air merupakan kondisi lingkungan yang penting sebagai sarana hidup organisme air, kondisi air optimal perlu dijaga untuk kehidupan dan pertumbuhan baik salah satu parameter air adalah Dissolved Oxygen (DO)
Apa yang Dimaksud Dissolved Oxygen (DO) ?
Dissolved Oxygen merupakan faktor penting untuk keberlangsungan hidup organisme air, istilah Dissolved Oxygen merupakan jumlah oksigen yang tidak terikat dan terkandung bebas dalam air indikator ini merupakan salah satu parameter yang dapat menentukan kesehatan lingkungan air untuk organisme yang hidup di dalamnya.
Setiap organisme seperti hewan vertebrata, invertebrata, fungi, bakteri, dan alga membutuhkan oksigen sebagai sumber metabolisme yang diperlukan, fungi dan bakteri memerlukan oksigen untuk melakukan proses dekomposisi yang mampu menguraikan unsur organik yang terdapat dalam dasar air.
Bagaimana Terbentuknya Dissolved Oxygen (DO)
Kincir air sebagai aerasi buatan dalam budidaya ikan untuk meningkatkan Dissolved Oxygen
Terbentuknya DO dalam air dapat terjadi dalam dua cara.
Pertama, oksigen dapat terdifusi dengan permukaan air melalui udara sekitar atau lebih cepat terjadi apabila terdapat aerasi natural maupun aerasi buatan.
Kedua, oksigen dapat terkandung dalam air dari hasil fotosintesis alga, fitoplankton, dan tumbuhan air, aerasi natural dapat terjadi ketika terjadi aliran sungai, air terjun, maupun aliran air bawah tanah sedangkan aerasi buatan dapat dibuat dengan alat seperti aerator dan kincir air.
Tanaman Air Sebagai aerasi natural meningkatkan Dissolved Oksigen dengan fotosintesis, fotosintesis merupakan proses metabolisme tumbuhan air yang menghasilkan oksigen, tumbuhan air dapat menyerap cahaya mulai dari permukaan air hingga kedalaman tertentu seperti rumput laut dan fitoplankton.
Cahaya akan menembus air dan kemampuan cahaya menembus air ini dipengaruhi oleh kadar kekeruhan air dan hal lainnya yang mampu menghalangi proses tersebut kedalaman ini juga mempengaruhi panjang gelombang cahaya yang akan diterima oleh tanaman air.
Proses ini akan berlangsung maksimal ketika didukung kondisi matahari yang terik dan air yang jernih sehingga kombinasi antara keseimbangan mikroorganisme dan aerasi buatan penting dilakukan pada kolam budidaya ikan.
Hubungan antara Dissolved Oxygen (DO) dan faktor lingkungan lainnya.
Udang dalam budidaya memerlukan Dissolved Oksigen yang tinggi untuk meningkatkan daya hidupnya
DO dapat mencapai titik jenuh pada kondisi tertentu apabila kondisi air stabil tanpa adanya stratifikasi maka kadar DO dalam air memungkinkan untuk mencapai 100%. Kondisi ini merupakan titik jenuh dimana air dapat menampung sebanyak-banyaknya air dalam keseimbangan. Kadar oksigen yang terdapat akan sama dengan yang terdapat di atmosfer, kondisi jenuhnya air tersebut dapat dipercepat dengan adanya aerasi natural.
Jumlah terlarut oksigen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pertama Suhu air yang lebih tinggi akan akan mencapai titik jenuh 100% lebih cepat dari air yang lebih dingin. Kedua, tingkat salinitas air yang lebih tinggi akan megurangi jumlah DO yang akan terkandung pada tekanan dan suhu yang sama.
Ketiga, semakin meningkatnya tekanan air maka DO juga akan meningkat, setiap penurunan 1 meter air maka pengurangan DO yang dapat terkandung maksimal akan berkurang sebesar 10%
Kebutuhan DO pada komoditas budidaya ikan air tawar
Dalam budidaya ikan air tawar, DO yang diperlukan untuk masing-masing ikan akan berbeda karena setiap ikan memiliki toleransi yang berbeda terhadap kandungan oksigen dalam air, secara umum nilai DO yang optimum untuk ikan budidaya air tawar adalah 4-6mg/L,
Sedangkan untuk udang adalah 4-8mg/L, semakin dalam organisme yang hidup di air pada kondisi natural maka kemampuan ikan dalam mentoleransi kadar DO yang lebih rendah akan semakin tinggi.
Apabila kondisi Dissolved Oxygen optimal tidak terjaga
Kekurangan DO dalam air dapat berdampak pada hipoksia dan kematian organisme air, umumnya kondisi hipoksia dapat terjadi ketika terjadi ledakan alga. Alga yang hidup dalam air memproduksi oksigen yang mampu meningkatkan kadar DO dalam air.
Namun saat terjadi kematian alga dalam jumlah tinggi hal ini akan menyebabkan proses dekomposisi bakteria yang menggunakan banyak oksigen terlarut perlunya dilakukan kontrol dan penggantian air secara rutin untuk menjaga kadar ammonia dan unsur hara dalam air agar keseimbangan organisme tetap stabil dan kadar DO optimal tetap terjaga.
Sumber : www.deheus.id